Mengenal Benda Langit Mini

Kaum bumi datar menolak adanya luar angkasa, namun mereka tak bisa menyangkal fakta adanya benda langit yg jatuh ke bumi, yaitu meteor. Bani datar tak mampu menjelaskan meteor karena kubah bumi, lalu mereka anggap meteor hanya hoax saja. Tentu saja itu salah karena milyaran orang di dunia telah menyaksikan langsung fenomena meteor atau istilahnya “bintang jatuh”.

Sayangnya, sebagian orang yg mengakui bumi bulat juga tidak sepenuhnya kenal dengan benda-benda langit mini berukuran kecil tersebut. Untuk itu mari kita kenali apa saja benda-benda langit kecil yg seringkali dikabarkan akan menabrak bumi sekaligus juga bisa memberikan pemandangan menakjubkan di langit malam kita.

KOMET

Komet adalah benda langit kecil yg mengorbit Matahari dengan orbit berbentuk elips yg sangat lonjong (eksentrik) di mana perbedaan jari-jari terjauh dan terdekatnya sangat besar. Bentuk komet tidak beraturan dengan ukuran berkisar antara 100 meter hingga 30 kilometer. Massa jenis komet umumnya sekitar 0,6 gr/cm3 sehingga gravitasinya juga relatif kecil.

Komponen utama penyusun (inti) komet adalah es padat dengan sedikit bebatuan dan debu. Ketika komet bergerak mendekati Matahari, komet mendapat panas dari Matahari sehingga sebagian esnya menguap dan membentuk jejak ekor komet yg tampak bersinar (memantulkan cahaya Matahari). Itu sebabnya komet juga disebut sebagai “bintang berekor”.

Sebagian besar komet berasal dari kawasan sabuk Kuiper di tepian tata surya (di lingkungan umumnya planet kerdil berada, seperti Pluto, Makemake, Eris, dsb) hingga kawasan awan Oort di sisi luar tata surya. Diperkirakan ada trilyunan komet di dalam awan Oort yg sebagian besar belum terdeteksi oleh manusia.

Komet 67p/CG yg didatangi oleh wahana Rosetta.

Manusia telah berhasil melakukan pendaratan di komet. Dibuat oleh badan antariksa Eropa (ESA), wahana nirawak Rosetta berhasil mendaratkan robot Philae di komet 67P/Churyumov-Gerasimenko, pada 12 November 2014 setelah melalui 10 tahun perjalanan dari Bumi. Tujuan misi ini adalah untuk meneliti materi dan lingkungan di komet secara langsung.

ASTEROID

Asteroid adalah benda langit kecil yg juga mengorbit Matahari tapi dengan orbit yg lebih melingkar, seperti orbit planet. Asteroid berasal dari bebatuan yg gagal membentuk planet di tata surya. Bentuk asteroid tidak beraturan dengan ukuran berkisar antara 1 meter hingga 1000 kilometer. Massa jenis asteroid cukup beragam, tergantung kandungan mineralnya.

Komponen penyusun asteroid berbeda dengan komet. Komponen utama penyusun asteroid adalah bebatuan dengan kandungan mineral yg tinggi. Secara umum ada 3 jenis asteroid berdasarkan kandungan mineralnya, yaitu karbon, logam (terutama besi), dan silikat. Asteroid tidak memiliki “ekor” seperti komet sehingga cukup sulit dilihat dari Bumi.

Asteroid tersebar di tata surya, khususnya di sisi dalam. Sebagian besar asteroid berada di sabuk asteroid yg orbitnya berada di antara orbit Mars dan Jupiter. Asteroid terbesar yg dinamai Ceres (kemudian digolongkan sebagai planet kerdil) berada di sabuk asteroid. Selain itu kumpulan asteroid juga berada di orbit Jupiter yg disebut asteroid Trojans (troya). Namun ada cukup banyak asteroid yg mengorbit di dekat orbit Bumi yg disebut asteroid dekat Bumi (Near Earth Asteroids).

Asteroid Eros yg didatangi oleh wahana NEAR Shoemaker.

Manusia juga telah berhasil melakukan pendaratan di asteroid. Dibuat oleh badan antariksa Amerika (NASA), wahana nirawak NEAR Shoemaker berhasil mendarat di asteroid Eros, pada 12 Februari 2001 setelah melalui 5 tahun perjalanan dari Bumi. Misi pendaratan asteroid juga dilakukan oleh Jepang dengan wahana Hayabusa (2005) dan Hayabusa2 (2018). Yg terbaru, pada Oktober 2020 lalu, NASA meluncurkan wahana OSIRIS-Rex.

METEOROID

Akibat gravitasinya yg lemah, komet dan asteroid mudah pecah jika mendapat gaya eksternal yg cukup kuat seperti angin matahari pada komet atau benturan dengan asteroid lain. Apalagi komet dan asteroid yg berkumpul di wilayah cukup padat di sabuk Kuiper (komet) atau sabuk asteroid. Pecahan itu tersebar di seluruh tata surya akibat terlontar saat lepas atau terjadi benturan. Pecahan itu disebut meteoroid.

Ukuran meteoroid mulai dari 0,1 milimeter hingga 1 meter. Ketika meteoroid berada dekat Bumi maka meteoroid akan jatuh ke Bumi akibat gaya tarik Bumi. Meteoroid yg jatuh disebut meteor. Umumnya meteor habis saat menembus lapisan atmosfer Bumi. Namun jika ukurannya besar dan materinya padat, sebagian meteor bisa bertahan dan berhasil mendarat di Bumi. Meteor yg mencapai bumi disebut meteorite (meteorit).

Penampakan meteor yg sedang jatuh ke Bumi.

Tidak hanya meteoroid saja yg bisa mendekati Bumi, asteroid pun juga bisa, terutama asteroid dekat Bumi (NEA). Asteroid berukuran kecil, kurang dari 10 meter, relatif tidak berbahaya karena akan habis saat menembus atmosfer Bumi. Jika masih bertahan pun, sisanya cukup kecil dan relatif tidak berbahaya, kecuali mengenai manusia langsung. Asteroid berukuran besar, lebih dari 1 kilometer, yg akan jadi bencana besar jika jatuh ke Bumi. 

Asteroid-asteorid besar itulah yg selalu dipantau oleh lembaga-lembaga antariksa di berbagai negara di dunia. Berdasarkan data tahun 2016, NEA yg bisa diamati oleh ilmuwan sedunia berjumlah sekitar 15 ribu. NEA berukuran besar, yg jadi prioritas utama pemantauan, diperkirakan ada sekitar 1000. Bukan jumlah yg sedikit, namun kita tidak perlu takut dan panik sebab para ilmuwan selalu memantaunya.

Jika ada asteroid besar yg jalur geraknya mendekati Bumi, apalagi berpotensi bertabrakan dengan Bumi, lembaga antariksa akan memberikan informasinya ke pihak yg berwenang untuk menjadi peringatan ke publik. Namun media seringkali membuat berita yg berlebihan atau menyesatkan (misleading) tentang asteroid. Maka biasakanlah membaca berita lengkap, jangan hanya judulnya saja. 

Salam akal sehat! 😊